Kereta Cepat Indonesia-China: Kemitraan Infrastruktur yang Menghubungkan Dua Negara Lewat Frekuensi Radio

Semarang – Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang kini dikenal dengan Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat) merupakan layanan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.  Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h (217 mph) yang menghubungkan Tegalluar di Bandung, Jawa Barat dengan Halim di Jakarta Timur.

Kereta cepat telah menjadi salah satu proyek kerja sama infrastruktur terbesar antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Siapa sangka, pengoperasian proyek ini ternyata memiliki keterkaitan erat dengan bidang spektrum frekuensi radio.

Kereta Cepat Indonesia-China: Membuka Peluang Ekonomi dan Konektivitas

Pada tahun 2016, Indonesia dan RRT sepakat untuk membangun kereta cepat yang akan menghubungkan ibu kota Indonesia, Jakarta, dengan kota Bandung. Proyek ini dirancang untuk mempercepat transportasi antara dua kota utama di Indonesia dan meningkatkan konektivitas antara kedua negara.

Melalui investasi besar dari pemerintah RRT, kereta cepat ini menjadi salah satu proyek infrastruktur terbesar di Indonesia. Selain meningkatkan konektivitas, proyek ini juga membuka peluang ekonomi yang signifikan, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan sektor pariwisata di wilayah sekitarnya.

Frekuensi Radio: Sarana Penting dalam Operasional Kereta Cepat

Operasional kereta cepat memerlukan koordinasi yang sangat baik dan komunikasi yang efisien. Frekuensi radio menjadi salah satu sarana penting dalam menjaga keamanan dan efisiensi perjalanan kereta cepat. Kereta cepat Whoosh juga menggunakan frekuensi radio dalam pengoperasian kereta tersebut. Penggunaan frekuensi radio merupakan teknologi yang memang lazim digunakan dalam perkeretapian. Hal serupa dapat juga ditemui pada MRT, LRT, maupun Commuter Line.

Frekuensi radio yang digunakan dalam operasional kereta cepat harus terkoordinasi secara efisien. Saat ini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menggunakan Global System for Mobile Communication Railway (GSM-R), yaitu jaringan yang diperuntukkan khusus untuk komunikasi perkeretaapian.

 

Frekuensi Untuk Keperluan Sistem Perkeretaapian

No Instansi Sistem Frekuensi Note
1 Commuter Line (PT KCI) TETRA
DMR
360 – 367 MHz
137 – 149,9 MHz
voice
2 LRT Jabodebek TETRA
CBTC
380 – 400 MHz 5.8 GHz voice
control
3 LRT Kelapa Gading – Velodrome TETRA 380 – 400 MHz voice
4 MRT Jakarta TETRA
CBTC
380 – 400 MHz
2.4 GHz
voice
control
5 Kereta Cepat JKT-BDG
(PT KCIC)
GSM-R 891 – 895 MHz (Uplink) dan
936 – 940 MHz
(Downlink)
automatic signaling
6 Kereta Jarak Jauh (PT KAI) Analog & DMR 165 – 173 MHz voice
7 LRT Palembang TETRA 380 – 400 MHz voice
8 KA Makasar – Parepare DMR 380 – 400 MHz voice

Kereta cepat adalah proyek infrastruktur yang mengesankan yang menghubungkan dua negara dan membuka peluang ekonomi yang besar. Sebagai tulang punggung operasional kereta, frekuensi radio memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan komunikasi yang efisien dan aman. Kerja sama antara kedua negara dalam mengatur spektrum frekuensi radio menjadi kunci keberhasilan proyek ini, dan ini adalah contoh positif dari bagaimana kerja sama lintas negara dapat menciptakan infrastruktur mutakhir.

 

Dapatkan informasi terbaru dari Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Semarang melalui balmonsemarang.postel.go.id, Instagram @balmonsemarang, Facebook BalmonSemarang. Selalu terhubung dengan kami di layanan helpdesk via Whatsapp +628777000157 dan +628993335757.

 

 

Sumber:

Sebarkan Info

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Skip to content